Pengertian Kecerdasan
Buatan
Kecerdasan Buatan adalah
salah satu cabang Ilmu pengetahuan berhubungan dengan pemanfaatan mesin untuk
memecahkan persoalan yang rumit dengan cara yang lebih manusiawi.
Pengertian lain dari
kecerdasan buatan adalah bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin komputer
dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia.
Di
dalam ilmu komputer, banyak ahli yang berkonsentrasi pada pengembangan
kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Banyak implementasi
kecerdasan buatan dalam bidang komputer, antara lain adalah Decision Support
System (Sistem Pendukung Keputusan), Robotic, Natural Language (Bahasa Alami),
Neural Network (Jaringan Saraf) dan lain-lain. Pengertian kecerdasan buatan
yaitu suatu studi khusus di mana tujuannya adalah membuat komputer berpikir dan
bertindak seperti manusia.
Manfaat kecerdasan buatan
yang diimplementasikan dalam pengembangan sistem pakar adalah :
- Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan berulang-ulang.
- Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam bidang tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar.
- Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efisiensi pekerjaan tertentu serta hasil solusi kerja.
- Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
- Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai pakar untuk dikombinasikan. Pengetahuan dari seorang pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas waktu.
Pada awal abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Pada 19, Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram.
Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan “Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas ” pada 1943 yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf.
Tahun
1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja
ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of
Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher
Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John
McCarthy membuat istilah “kecerdasan buatan ” pada konferensi pertama yang
disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa
pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan “Turing test” sebagai sebuah cara
untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun
ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian. Selama tahun
1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan
simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program
berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin
Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas
jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer
Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk
representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang
kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan
kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang
kusut secara mandiri.
KECERDASAN BUATAN DALAM ROBOTIKA
KECERDASAN BUATAN DALAM ROBOTIKA
Kecerdasan
Buatan (Artificial Intelligence) dalam robotik adalah suatu algorithma (yang
dipandang) cerdas yang diprogramkan ke dalam kontroler robot. Pengertian cerdas
di sini sangat relatif, karena tergantung dari sisi mana sesorang memandang.
Para
filsuf diketahui telah mulai ribuan tahun yang lalu mencoba untuk memahami dua
pertanyaan mendasar: bagaimanakah pikiran manusia itu bekerja, dan, dapatkah
yang bukan-manusia itu berpikir? (Negnevitsky, 2004). Hingga sekarang, tak
satupun mampu menjawab dengan tepat dua pertanyaan ini. Pernyataan cerdas yang
pada dasarnya digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir manusia selalu
menjadi perbincangan menarik karena yang melakukan penilaian cerdas atau tidak
adalah juga manusia. Sementara itu, manusia tetap bercita-cita untuk menularkan
kecerdasan manusia kepada mesin.
Dalam
literatur, orang pertama yang dianggap sebagai pionir dalam mengembangkan mesin
cerdas (intelligence machine) adalah Alan Turing, sorang matematikawan asal
Inggris yang memulai karir saintifiknya di awal tahun 1930-an. Di tahun 1937 ia
menulis paper tentang konsep mesin universal (universal machine). Kemudian,
selama perang dunia ke-2 ia dikenal sebagai pemain kunci dalam penciptaan
Enigma, sebuah mesin encoding milik militer Jerman. Setelah perang, Turing
membuat automatic computing engine. Ia dikenal juga sebagai pencipta pertama
program komputer untuk bermain catur, yang kemudian program ini dikembangkan
dan dimainkan di komputer milik Manchester University. Karya-karyanya ini, yang
kemudian dikenal sebagai Turing Machine, dewasa ini masih dapat ditemukan
aplikasi-aplikasinya.
Beberapa
tulisannya yang berkaitan dengan prediksi perkembangan komputer di masa datang
akhirnya juga ada yang terbukti. Misalnya tentang ramalannya bahwa di tahun
2000-an komputer akan mampu melakukan percakapan dengan manusia. Meski tidak
ditemukan dalam paper-papernya tentang istilah resmi : artificial intelligence,
namun para peneliti di bidang ini sepakat untuk menobatkan Turing sebagai orang
pertama yang mengembangkan kecerdasan buatan.
Secara
saintifik, istilah kecerdasan buatan untuk selanjutnya disebut sebagai AI
(artificial intelligence) pertama kali diperkenalkan oleh Warren McCulloch,
seorang filsuf dan ahli perobatan dari Columbia University, dan Walter Pitts,
seorang matematikawan muda pada tahun 1943, (Negnevitsky, 2004). Mereka
mengajukan suatu teori tentang jaringan saraf tiruan (artificial neural
network, ANN) untuk selanjutnya disebut sebagai ANN bahwa setiap neuron dapat
dipostulasikan dalam dua keadaan biner, yaitu ON dan OFF. Mereka mencoba
menstimulasi model neuron ini secara teori dan eksperimen di laboratorium. Dari
percobaan, telah didemonstrasikan bahwa model jaringan saraf yang mereka ajukan
mempunyai kemiripan dengan mesin Turing, dan setiap fungsi perhitungan dapat
dapat diselesaikan melalui jaringan neuron yang mereka modelkan.
Kendati
mereka meraih sukses dalam pembuktian aplikasinya, pada akhirnya melalui
eksperimen lanjut diketahui bahwa model ON-OFF pada ANN yang mereka ajukan
adalah kurang tepat. Kenyataannya, neuron memiliki karakteristik yang sangat
nonlinear yang tidak hanya memiliki keadaan ON-OFF saja dalam aktifitasnya.
Walau demikian, McCulloch akhirnya dikenal sebagai orang kedua setelah Turing
yang gigih mendalami bidang kecerdasan buatan dan rekayasa mesin cerdas. Perkembangan
ANN sempat mengalami masa redup pada tahun 1970-an. Baru kemudian pada
pertengahan 1980-an ide ini kembali banyak dikaji oleh para peneliti.
Sementara itu, metoda lain dalam AI yang sama terkenalnya
dengan ANN adalah Fuzzy Logic (FL) untuk selanjutnya ditulis sebagai FL. Kalau
ANN didisain berdasarkan kajian cara otak biologis manusia bekerja (dari
dalam), maka FL justru merupakan representasi dari cara berfikir manusia yang
nampak dari sisi luar. Jika ANN dibuat berdasarkan model biologis teoritis,
maka FL dibuat berdasarkan model pragmatis praktis. FL adalah representasi
logika berpikir manusia yang tertuang dalam bentuk kata-kata.
Kajian
saintifik pertama tentang logika berfikir manusia ini dipublikasikan oleh
Lukazewicz, seorang filsuf, sekitar tahun 1930-an. Ia mengajukan beberapa
representasi matematik tentang kekaburan (fuzziness) logika ketika
manusia mengungkapkan atau menyatakan penilaian terhadap tinggi, tua dan panas
(tall, old, & hot). Jika logika klasik hanya menyatakan 1 atau 0, ya atau
tidak, maka ia mencoba mengembangkan pernyataan ini dengan menambahkan faktor
kepercayaan (truth value) di antara 0 dan 1.
Di
tahun 1965, Lotfi Zadeh, seorang profesor di University of California, Berkeley
US, mempublikasikan papernya yang terkenal, Fuzzy Sets. Penelitian-penelitian
tentang FL dan fuzzy system dalam AI yang berkembang dewasa ini hampir selalu
menyebutkan paper Zadeh itulah sebagai basis pijakannya. Ia mampu menjabarkan
FL dengan pernyataan matematik dan visual yang relatif mudah untuk dipahami.
Karena basis kajian FL ini kental berkaitan dengan sistem kontrol (Zadeh adalah
profesor di bidang teknik elektro) maka pernyataan matematiknya banyak
dikembangkan dalam konteks pemrograman komputer.
Metoda
AI lain yang juga berkembang adalah algorithma genetik (genetic algorithm, GA)
untuk selanjutnya disebut sebagai GA. Dalam pemrograman komputer, aplikasi GA
ini dikenal sebagai pemrograman berbasis teori evolusi (evolutionary
computation, EC) untuk selanjutnya disebut sebagai EC. Konsep EC ini
dipublikasikan pertama kali oleh Holland (1975). Ia mengajukan konsep
pemrograman berbasis GA yang diilhami oleh teori Darwin. Intinya, alam
(nature), seperti manusia, memiliki kemampuan adaptasi dan pembelajaran alami tanpa
perlu dinyatakan: apa yang harus dilakukan Dengan kata lain, alam memilih
kromosom yang baik secara buta / alami. Seperti pada ANN, kajian GA juga pernah
mengalami masa vakum sebelum akhirnya banyak peneliti memfokuskan kembali
perhatiannya pada teori EC.
GA
pada dasarnya terdiri dari dua macam mekanisme, yaitu encoding dan evaluation.
Davis (1991) mempublikasikan papernya yang berisi tentang beberapa metoda
encoding. Dari berbagai literatur diketahui bahwa tidak ada metoda encoding
yang mampu menyelesaikan semua permasalahan dengan sama baiknya. Namun
demikian, banyak peneliti yang menggunakan metoda bit string dalam
kajian-kajian EC dewasa ini.
Kecerdasan
Buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau AI) didefinisikan sebagai
kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini
umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu
mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan
manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain
sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan
dan robotika.
Banyak
hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika
relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan,
menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di
sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan,
sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika. Seperti
contoh: Pengenalan Obyek/Muka, bermain sepak bola.
Walaupun
AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang yang sangat
penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan
adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut
pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku
cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan,
kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan
tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin
ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah
kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang
ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam
beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game.
'Kecerdasan buatan' ini
bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tapi juga
mengkonstruksinya.
Tidak ada definisi yang
memuaskan untuk 'kecerdasan':
kecerdasan: kemampuan
untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya
atau kecerdasan yaitu apa
yang diukur oleh sebuah 'Test Kecerdasan'Daftar isi [sembunyikan]
1 Faham Pemikiran
2 Sejarah
3 Filosofi
4 Fiksi sains Faham Pemikiran
Secara
garis besar, AI terbagi ke dalam dua faham pemikiran yaitu AI Konvensional dan
Kecerdasan Komputasional (CI, Computational Intelligence). AI konvensional
kebanyakan melibatkan metoda-metoda yang sekarang diklasifiksikan sebagai
pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan analisis statistik.
Dikenal juga sebagai AI simbolis, AI logis, AI murni dan AI cara lama (GOFAI,
Good Old Fashioned Artificial Intelligence). Metoda-metodanya meliputi:
Sistem
pakar: menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah
sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan
menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi
tersebut.
Petimbangan berdasar kasus
Jaringan Bayesian
AI berdasar tingkah laku:
metoda modular pada pembentukan sistem AI secara manual
Kecerdasan
komputasional melibatkan pengembangan atau pembelajaran iteratif (misalnya
penalaan parameter seperti dalam sistem koneksionis. Pembelajaran ini berdasarkan
pada data empiris dan diasosiasikan dengan AI non-simbolis, AI yang tak teratur
dan perhitungan lunak. Metoda-metoda pokoknya meliputi:
Jaringan Syaraf: sistem
dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat kuat
Sistem Fuzzy:
teknik-teknik untuk pertimbangan di bawah ketidakpastian, telah digunakan
secara meluas dalam industri modern dan sistem kendali produk konsumen.
Komputasi Evolusioner:
menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara biologis seperti populasi,
mutasi dan “survival of the fittest” untuk menghasilkan pemecahan masalah yang
lebih baik.
Metoda-metoda ini terutama
dibagi menjadi algoritma evolusioner (misalnya algoritma genetik) dan
kecerdasan berkelompok (misalnya algoritma semut)
Dengan sistem cerdas hibrid, percobaan-percobaan dibuat untuk menggabungkan kedua kelompok ini. Aturan inferensi pakar dapat dibangkitkan melalui jaringan syaraf atau aturan produksi dari pembelajaran statistik seperti dalam ACT-R. Sebuah pendekatan baru yang menjanjikan disebutkan bahwa penguatan kecerdasan mencoba untuk mencapai kecerdasan buatan dalam proses pengembangan evolusioner sebagai efek samping dari penguatan kecerdasan manusia melalui teknologi.
Istilah
kecerdasan buatan sebenarnya berasal dari bahasa Inggris: “Artificial
Intelligence”. Jika diartikan tiap kata, artificial artinya buatan, sedangkan
intelligence adalah kata sifat yang berarti cerdas. Jadi artificial
intelligence maksudnya adalah sesuatu buatan atau suatu tiruan yang cerdas.
Cerdas di sini kemungkinan maksudnya adalah kepandaian atau ketajaman dalam
berpikir, seperti halnya otak manusia dalam menyelesaikan suatu masalah.
Secara
awam kecerdasan buatan diterjemahkan sebagai sebuah sistem saraf, atau sensor
atau otak yang diciptakan oleh sebuah mesin. Sebenarnya kecerdasan buatan
merujuk kepada mesin yang mampu untuk berpikir, menimbang tindakan yang akan
diambil, dan mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh
manusia. Alan Turing, ahli matematika berkebangsaan Inggris yang dijuluki
bapak komputer modern dan pembongkar sandi Nazi dalam era Perang Dunia II tahun
1950, dia menetapkan definisi Artificial Intelligent : Jika komputer tidak
dapat dibedakan dengan manusia saat berbincang melalui terminal komputer, maka
bisa dikatakan komputer itu cerdas, mempunyai intelegensi. Kecerdasan
buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia.
Jadi bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman. Walau pun
menyadari bahwa kecerdasan buatan bisa jadi adalah suatu ancaman untuk manusia,
tapi manusia masih saja mengembangkan apa yang disebut dengan kecerdasan
buatan. Manusia masih saja mencoba mengembangkan / mendapatkan sesuatu (teknologi)
yang baru, yang dapat berpikir seperti manusia. Hal ini terjadi karena adanya
ketidakpuasan dalam diri manusia, manusia ingin mendapatkan sesuatu dengan cara
yang lebih mudah. Lagipula memang ada keterbatasan-keterbatasan dalam diri
manusia, seperti otak manusia yang hanya mampu berpikir dengan frekuensi
kira-kira 100 Hz dan karena manusia mempunyai rasa capai. Bandingkan dengan
komputer sekarang yang mampu mengolah data dengan frekuensi 4 GHz. Komputer
juga tidak mempunyai rasa capai walau pun harus mengolah data yang sama
berulang-ulang.
Walaupun
terasa sangat futuristik dan terlihat berbahaya, karena mesin nantinya akan
memiliki kecerdasan dan emosi, para pakar AI menganggap pengembangan disiplin
ilmu ini penting karena bisa diterapkan di Internet nantinya. Misalnya saja, di
masa mendatang ketika Anda mengunjungi sebuah situs agen perjalanan, maka di
layar komputer akan muncul wajah seorang wanita yang sangat sempurna karena
semuanya berupa ciptaan komputer. Uniknya, Anda akan mampu bercakap-cakap
dengan wanita artifisial ini, seperti layaknya Anda berbicara dengan staff
wanita beneran di counter biro perjalanan. Kalau ini tercapai, maka pelayanan
dapat diberikan 100% online, dengan akurasi yang sangat tinggi. Terutama dari
konsistensi, keramahan, kecepatan dan akurasi pelayanan. Lain kalau kita
menggunakan staff manusia asli yang konsistensinya tidak bisa akurat karena
terpengaruh kepada kondisi fisik dan emosi saat itu.
Saat
ini sudah banyak teknologi kecerdasan buatan yang dihasilkan dan dipakai oleh
manusia. Misalnya saja pada robot Asimo yang bisa menari dan berjalan, atau
pada permainan komputer yang dirancang untuk membuat manusia berpikir keras
untuk mengalahkannya. Contoh lain ada di industri otomotif. Adanya teknologi
komputer yang mampu mengolah data dengan cepat dipakai untuk memberikan
peringatan pada pengemudi mobil untuk menghindari terjadinya tabrakan.
Home
Tidak ada komentar:
Posting Komentar